Badan Eksekutif Mahasiswa Sekolah Vokasi Universitas Sebelas Maret (UNS) melalui Program Pemberdayaan  Masyarakat Desa (P2MD) pendanaan dari Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi (Diksi) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia melakukan pengabdian masyarakat dengan tema utama “Pengembangan Batik Empon-Empon Sebagai Komoditi Unggulan Desa Pendem Untuk Mewujudkan Konsep Community Based Tourism”.

Sebelumnya Desa Wisata Sumberbulu Desa Pendem memiliki Batik Empon-Empon yang dikenal sebagai Batik Sumberbulu dengan 3 motif berbeda (Anget-Anget, Jampi Usada, dan Siti Rajabrana) diciptakan khusus pada tahun 2022 oleh kelompok suvenir di bawah pembinaan Badan Otorita Borobudur (BOB) menggunakan software jBatik. Namun, sebagai sebuah Desa Wisata, Sumberbulu belum dapat mengembangkan Batik Empon-Empon hanya melalui software jBatik, tetapi juga memerlukan atraksi atau praktik secara langsung menggunakan canting dalam pengembangan Batik Empon-Empon.

Untuk mengembangkan konsep dan gagasan inovatif tersebut, Tim P2MD BEM SV UNS melakukan beberapa kegiatan dalam bentuk pengabdian masyarakat bersama mitra dalam hal ini adalah kelompok suvenir. Salah satunya dengan menggelar pelatihan dan praktik membatik canting dengan peserta kelompok suvenir Desa Wisata Sumberbulu dan membawa tema, “Workshop dan Pelatihan Membatik Canting sebagai Upaya Pengembangan Batik Empon-Empon menjadi Komoditi Unggulan Desa Wisata Sumberbulu” bertempat di Pendopo Desa Wisata Sumberbulu, Desa Pendem, Kecamatan Mojogedang, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah pada Senin (17/7/2023).

“Pelatihan membatik ini diharapkan dapat meningkatkan keterampilan dengan bermodal awal pelatihan yang kemudian dapat menjadi komoditas unggulan dari desa untuk menunjang sektor pariwisata,” jelas Rysca Indreswari, S.Pt., M.Si. selaku dosen pembimbing dalam sesi pembukaan Pelatihan Membatik Canting pada 17 Juli.

Kegiatan inti workshop dan pelatihan membatik canting dipandu langsung oleh Maryati selaku Koordinator Batik Giriarum dari Desa Girilayu. “Ada beberapa tahapan dan proses dari membatik canting, tahap awal adalah membuat pola di atas kain, kemudian menyanting menggunakan malam yang telah dilelehkan di atas kompor, dan tahap terakhir adalah pewarnaan. Seluruh tahapan membatik canting ini dapat dikerjakan bersama-sama agar tidak terasa berat,” tutur Maryati sembari mempraktikkan secara langsung kegiatan membatik diikuti dengan kelompok suvenir Desa Wisata Sumberbulu.

Selanjutnya peserta pelatihan secara langsung melakukan praktik membatik canting di bawah arahan dan pengawasan Maryati di atas kain  menggunakan motif Batik Empon-Empon sebagai motif khas Desa Wisata Sumberbulu.

Tujuan pelatihan membatik canting ini tidak hanya untuk menambah pengetahuan dari kelompok suvenir tentang membatik canting. Namun, juga mengembangkan keterampilan kelompok suvenir dalam hal membatik canting yang harapannya dapat memproduksi batik secara mandiri untuk nantinya dapat menunjang sektor pariwisata dan meningkatkan perekonomian masyarakat.

Peserta acara dengan jumlah 10 orang yang merupakan kelompok suvenir Desa Wisata Sumberbulu sangat antusias mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir sesi.  Hal ini dibuktikan dengan semangat dari peserta yang berlomba menyelesaikan gambaran pola motif Batik Empon-Empon di atas kain yang telah dibagikan dan dilanjutkan dengan menyanting.

Laila Nur Fatimatuzzahro selaku Ketua P2MD menyampaikan, “Pada kegiatan ini kelompok suvenir akan diajarkan dari awal untuk pembuatan batik motif Empon-Empon. Kain batik yang sudah jadi nantinya dapat dimanfaatkan sebagai kain bahan utama pembuatan souvenir khas dari Desa Wisata Sumberbulu.”

Setelah menggambar pola batik empon-empon dan menyanting, dilanjutkan dengan pewarnaan dari hasil kain yang sudah dibuat oleh kelompok suvenir. Setelah tahap pewarnaan, kemudian masuk ke tahap pencelupan waterglass yang bertujuan untuk mengunci warna batik. Setelah tahap ini, rasa lelah peserta terbayarkan dengan melihat kain batik milik masing-masing yang mulai terlihat hasilnya. Selepas pelatihan membatik canting ini, nantinya kegiatan membatik dapat dilanjutkan secara mandiri oleh kelompok suvenir sebagai keberlanjutan kegiatan agar tidak berhenti pada kegiatan pelatihan saja, namun juga dapat menaikkan income generating desa.

Pada Minggu (23/7/2023) dilanjutkan rangkaian program pelatihan membatik canting dengan metode pewarnaan sistem pencoletan. “Metode pewarnaan sistem pencoletan merupakan salah satu metode pewarnaan yang dapat diterapkan oleh pemula jika ingin memberikan lebih banyak warna dalam kain batik buatannya, sehingga dapat menaikkan harga jual,” jelas Maryati sebelum memulai kegiatan pelatihan.

Pelatihan metode pewarnaan sistem pencoletan diharapkan dapat menambah wawasan kelompok suvenir, sehingga lebih semangat dalam belajar membatik canting dikarenakan hasil dari proses pewarnaan sistem pencoletan lebih bervariasi dan menambah daya tarik serta daya jual.

Endang sebagai salah satu kelompok suvenir yang mendapat kesempatan berlatih membatik canting mengaku sangat senang dapat menjadi bagian dari perkembangan Batik Empon-Empon di Desa Wisata Sumberbulu, “Harapannya keterampilan membatik canting ini tidak hanya akan diproduksi secara mandiri, tapi juga dapat dimanfaatkan sebagai program eduwisata tambahan di Desa Wisata Sumberbulu. Dengan demikian semoga Batik Empon-Empon dapat dikenal meluas”.